Artikel ini aku persembahkan untuk Dinas Kesehatan Gunungkidul dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional.
Penasaran?
Buruan baca!
Mangga...
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak kepada masa dewasa. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri. Jiwa remaja penuh gejolak dan pemberontakan. Gejolak ingin mendapatkan pengakuan atas keberadaanya, ingin mendapatkan kepercayaan, ingin mendapatkan tanggung jawab, ingin berprestasi, ingin menunjukan keberanian, ingin menonjol, ingin mendapatkan penghargaan, ingin mendapatkan kebebasan dan kemandirian. Pemberontakan terhadap kekuasaan dan penguasaan orang tua pada khususnya dan orang dewasa pada umumnya, pemberontakan terhadap segala nilai, norma dan aturan yang berlaku yang dipandang mengekangnya.
Masa remaja adalah masa yang indah penuh dorongan keingintahuan, penjelajahan petualangan, ingin menunjukan keberanian, ingin ambil risiko, nekad. Masa remaja juga adalah masa labil, mudah terpengaruh, mudah meniru, mudah diiming-imingi, tanpa memikirkan akibatnya dimasa datang.
Remaja juga ditandai oleh kekompakan, kesetiaan, kepatuhan dan solidaritas tinggi terhadap sekelompok sebaya, mengalahkan kesetiaan dan kepatuhan terhadap orang tua dan gurunya.
Gejolak kejiwaan remaja tersebut seringkali diperparah oleh sikap dan perlakuan orang tua dan orang dewasa di sekitarnya, yang tidak memahaminya. Orang tua memandang bahwa anaknya adalah sepenuhnya miliknya yang harus selalu dijaga, dilindungi, diarahkan sesuai dengan keinginanya.
Sikap dan tindakan orang tua yang terlalu melindungi dan terlalu menguasai membuat anak menjadi tertekan dan berusaha untuk mencari penyaluran dengan minggat dan bergabung dengan kelompok sebaya, merusak, berkelahi, tawuran, meminum minuman beralkohol atau menyalahgunakan narkoba.
Orang tua yang kurang atau tidak memahami gejolak kejiwaan remaja akan berusaha sekuat tenaga menekan, mengarahkan sampai menghukum perbuatan anak yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Hasilnya adalah anak menjadi tertekan.
Kekompakan, kesetiaan dan kepatuhan remaja terhadap kelompok sebaya sebenarnya merupakan hal yang positif bagi pengembangan kepribadian, penemuan identitas diri, pengakuan, penerimaan, serta pengembangan kepekaan dan keterampilan sosialnya, bila kelompok sebaya yang dimasukinya kelompok sebaya yang tidak baik, maka akan melibatkan remaja kepada tindak kekerasan, perkelahian, tawuran, dan penyalahgunaan narkoba.
Kelompok sebaya dapat menjadi kelompok penekan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang positif, misalnya belajar bersama, atau negatif seperti tawuran, atau penyalahgunaan narkoba.
Setiap orang termasuk para remaja yang normal mempunyai berbagai kebutuhan. Tidak terpenuhinya salah satu atau semua kebutuhan dapat menimbulkan perasaan tertekan yang selanjutnya dapat memicu penyalahgunaan narkoba.
Apa sih narkoba itu?
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain ‘narkoba’, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah ‘napza’ yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan). Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalah gunakan diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis/over dosis.
Narkoba atau napza merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Oleh karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Hasil penelitian menunjukan bahwa merokok dan meminum minuman beralkohol merupakan pintu pembuka ke penyalahgunaan narkoba. Karenanya hindari merokok, bila sudah terlanjur merokok, segera tinggalkan kebiasaan tersebut. Niscaya dirimu akan lebih sehat, lebih segar dan bugar serta lebih bersemangat tanpa merokok. Diseluruh dunia 10.000 orang tiap hari mati karena merokok. Di Indonesia, 57.000 orang tiap tahun mati akibat merokok. Merokok adalah pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker.
Dampak fisik yang disebabkan akibat mengkonsusi narkoba adalah :
- Bronchitis dan radang paru-paru dan iritasi serta pembengkakan saluran nafas,
- Perubahan dan kerusakan sel-sel otak dan menurunnya daya kerja otak,
- Memperburuk aliran darah koroner,
- Menekan produksi leukosit,
- Menurunkan kadar hormon pertumbuhan dan hormon kelamin baik laki-laki maupun perempuan.
- Menimbulkan penyakit kanker (karsinogen ganja lebih tinggi dari pada tembakau), dan
- Menurunkan kelincahan bergerak.
Sedangkan dampak psikisnya adalah :
- Menurunnya semangat, timbulnya gejala amotivasional,
- Menurunya kemampuan membaca dan menghitung,
- Menurunnya kemampuan bergaul/sosiabilitas,
- Apatis/menurunnya perhatian terhadap lingkungan, dan
- Memicu terjadinya gannguan jiwa/psikis seperti gangguan jiwa skizofernia, yaitu gangguan menilai kenyataan dan pemahaman diri.
Pengonsumsian narkoba juga dapat menimbulkan dampak yang lebih serius, yaitu kita bisa terkena penyakit/virus HIV-AIDS.
HIV (Human Imuno Deficiency Virus) adalah virus yang menyebakan hilangnya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Imuno Deficiency Syndrom) adalah gejala hilangnya kekebalan tubuh yang didapat karena tertular (bukan bawaan).
Virus HIV menyebabkan AIDS, AIDS adalah penyakit mematikan yang sampai sekarang belum ada vaksin pencegahannya ataupun obat penyembuhnya, karenanya sangat menakutkan. HIV ditularkan melalui cairan tubuh yaitu darah, atau air mani, melalui transfusi darah, hubungan seksual baik heteroseksual maupun homo seksual.
Dahulu ada anggapan bahwa HIV/AIDS hanya menular di lingkungan pelaku penyimpangan seksual (pelacur dan pelaku homoseksual), tetapi sekarang ternyata bahwa tidak sedikit yang tertular HIV karena transfusi darah dan penggunaan jarum suntik secara bergilir diantara para pecandu narkoba/IDU (Injecting Drug Use).
Angka ketularan HIV/AIDS di kalangan nara pidana yang menderita kecanduan narkoba dan menggunakan jarum suntik secara bergilir, juga cukup tinggi.
Bila kecanduan narkoba sendiri sudah merupakan penderitaan berat baik bagi yang bersangkutan maupun bagi orang tua atau keluarganya. Bila menggunakan jarum suntik secara bergilir, harus ditambah lagi dengan beban penderitaan yang mengarah kepada kematian karena HIV/AIDS.
Dampak kesehatan dari penyalahgunaan narkoba dengan jarum suntik, yang paling serius adalah tertular HIV dan penyakit lainnya yang virusnya ditularkan melalui darah atau cairan tubuh, seperti virus Hepatitis B dan C. Program pecegahan dini adalah yang paling efektif.
AIDS sungguh merupakan suatu ancaman pembunuhan terhadap pembangunan suatu negara atau bangsa, bisa menyapu kemajuan sosal dan ekonomi yang dengan susah payah dicapai melalui pembangunan, karena AIDS menyerang kelompok usia muda dan produktif. Bahwa AIDS menimbulkan dampak bencana terhadap kehidupan sosial dan ekonomi, terbukti di beberapa negara di Afrika.
Bila ingin selamat dari tertular HIV/AIDS, penyakit yang mematikan secara lambat itu, hindari penyalahgunaan narkoba dan hindari penggunaan jarum suntik secara bergilir.
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja, dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa di daerah sekolah, diskotik, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, organisasi masyarakat dan pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.
Salah satu hal yang harus diperhatikan ketika kita melakukan program anti narkoba adalah dengan mengikut sertakan keluarga. Penciptaan lingkungan keluarga yang sehat, harmonis, komunikatif, terbuka, penuh perhatian dan kasih sayang akan memudahkan dalam program anti narkoba ini.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa sikap orang tua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba oleh anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.
Betapa dahsyat dan mengerikan bencana penyalahgunaan narkoba yang menimbulkan penderitaan berkepanjangan dan berakhir dengan kematian sia-sia yang tidak perlu ditangisi oleh siapapun. Oleh karena itu hindarkanlah diri kamu dari bencana penyalahgunaan narkoba.
Hidup dan kehidupan adalah anugerah Allah Yang Maha Pemurah yang sangat berharga, karenanya harus disyukuri, dipelihara dan diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri, keluarga, maupun masyarakat. Tidak ada satu agamapun yang membenarkan perusakan dan penghancuran diri.
Syukuri dan sayangi hidupmu dengan hidup teratur, tertib, sehat dan disiplin. Jangan pernah menyianyiakan waktu dan umurmu, dan isilah hidupmu dengan perbuatan dan kegiatan berguna.
Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Temu dan kenali kekuatan atau potensi kamu dan kembangkan untuk perbuatan yang bermanfaat. Temu dan kenali pula kekurangan dan kelemahan dirimu agar dapat mengatasinya. Jangan sekali-kali mencoba menutupi kekurangan dirimu dengan melarikan diri kepada penyalahgunaan narkoba. Hanya akan mencelakakan dan menghancurkan dirimu.
Setiap orang mempunyai masalah. Masalah adalah bagian dari kenyataan hidup. Hadapi dan atasi masalah. Jangan melarikan diri kepada penyalahgunaan narkoba. Menghadapi dan mengatasi masalah akan membuat dirimu dewasa dan piawai dalam menjalani tugas hidup. Asah dan tingkatkan kemampuan dirimu memecahkan masalah.
Pengenalan diri sendiri merupakan bagaian penting dari tugas hidup, agar dapat mengembangkan kekuatan dan kelebihan diri serta mengatasi (bukan menutupi) segala kelemahan dan kekurangannya.
Pengenalan diri juga merupakan awal untuk membangun serta memperkuat kepercayaan diri. Kepercayaan diri dan kemampuan mengendalikan diri adalah modal utama untuk menangkal terjadinya penyimpangan perilaku, termasuk penyalahgunaan narkoba.
Lemahnya kepercayaan diri dan kemampuan untuk mengendalikan diri menyebabkan orang mudah terpengaruh oleh sikap dan perbuatan orang lain. Karena itu pupuk dan kembangkan rasa harga diri dan kepercayaan dirimu.
Rasa rendah diri, kurang percaya diri seringkali menjadi penyebab perbuatan penyalahgunaan narkoba. Bagian dari perjuangan hidup yang penting adalah mengatasi rasa rendah diri, gampang terpengaruh dan mudah mengikuti ajakan teman adalah salah satu ciri dari kurang percaya diri.
Diri dan hidupmu sangat berharga bukan hanya bagimu, tetapi juga bagi orang tua, keluarga, kelompok teman, komunitas, masyarakat, dan bangsamu. Karenanya kamupun mempunyai tanggung jawab bukan hanya terhadap dirimu, tetapi juga terhadap orang-orang disekitarmu. Tunjukan tanggungjawab.
Kembangkan kemampuan berhubungan (berkomunikasi) dengan orang lain, mengemukakan pendapat, bertukar pikiran, mendengarkan, menghargai pendapat orang lain, termasuk dengan orang tua, teman-teman sebaya dan teman-teman sekolah, kembangkan kemampuan untuk mengatakan “tidak” terhadap ajakan teman yang merugikan dirimu.
Kembangakan kemampuan untuk mempertimbangkan akibat baik atau buruk dari keputusan dan perbuatanmu.
Sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan teman baik, tetapi perlu diingat bahwa tidak semua teman baik memberikan hal terbaik untukmu. Teman baik memerlukan untuk membenarkan dan mengikuti perilakunya. Celakanya, bila teman baik kamu penyalahguna narkoba, maka kamu bisa terjerumus mengikuti perbuatannya, sehingga menjadi korbanya. Bila kepribadian, kepercayaan dirimu serta kemampuan pengendalian dirimu kuat, maka bukan kamu yang akan terseret akan tetapi teman kamu yang tertolong.
Gunakan akal sehat dan hati nurani kamu, sehingga berani mengatakan “tidak” terhadap ajakan, bujukan atau paksaan teman kamu untuk melakukan penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya, kamu harus berani dan mampu mengajak mereka kepada kehidupan sehat dan normal tanpa narkoba.
Orang mengatakan, bahwa waktu adalah uang, waktu adalah modal yang sangat berharga. Berbeda dengan modal lainya, waktu bila sudah lewat tidak akan kembali lagi. Karenanya gunakanlah waktu dan waktu luang kamu untuk kegiatan positif bagi kamu dan manusia lain.
“FOKUSKAN KEGIATAN DAN PEMIKIRANMU UNTUK HAL YANG BERGUNA DENGAN BEGITU KAMU BISA HINDARI PENYALAHGUNAAN NARKOBA”